Sunday, December 3, 2017

AF’AALUL KHAMSAH



Fi’il Al-Af’alul Khomsah
Fi’il al-af’alul khomsah adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun.
Perhatikan tabel tashrif fi’il mudhori’ berikut:

Dari tashrif diatas, terlihat bahwa fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun adalah:
  1. يَكْتُبَانِ
  2. يَكْتُبُوْنَ
  3. تَكْتُبَانِ
  4. تَكْتُبُوْنَ
  5. تَكْتُبِِيْنَ
Kelima fi’il ini dikenal dengan nama Al-Af’alul Khomsah (Fi’il-fi’il yang Lima)

PEMBAGIAN FI’IL MUDHARI’



أَقْسَامُ الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ
(Pembagian Fi’il Mudhori’)


1. Fi’il Shohih Akhir
Fi’il shohih akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih.
Contoh:
 يَدْخُلُ (masuk)
 يَخْرُجُ (keluar)
يَقْرَأُ   (membaca)
2. Fi’il Mu’tal Akhir
Fi’il mu’tal akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf ‘illat.
Fi’il mu’tal akhir terbagi menjadi 3:
a. Mu’tal Alif
Contoh:
يَرْضَى   (meridhoi)
يَنْهَى   (melarang)
b. Mu’tal Wawu
يَدْعُوْ   (menyeru/berdo’a)
يَغْزُوْ   (berperang)
c. Mu’tal ya’
يَرْمِى   (melempar)
 يَزْنِى (berzina)

FI’IL MABNI



Fi’il Mabni
Fi’il mabni adalah fi’il yang keadaan akhirnya selalu tetap dan tidak mengalami perubahan
Kelompok Fi’il Mabni
a. Fi’il Madhi
Contoh:
 كَتَبَ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ (Muhammad telah menulis surat itu)
 مَا كَتَبَ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ (Muhammad tidak menulis surat itu)
b. Fi’il Amr
Contoh:
اُكْتُبْ هَذَا الدَّرْسَ   (Tulislah pelajaran ini)
 يَا أَخِيْ اُكْتُبْ هَذَا الدَّرْسَ (Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini)
c.Fi’il Mudhori’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid
Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi’il untuk menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah.
Pada fi’il mudhori’, nun niswah terdapat pada fi’il َيَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ
Contoh:
الْمُسْلِمَاتُ يَكْتُبْنَ الرِّسَالَةَ   (Para muslimah sedang menulis surat)
الْمُسْلِمَاتُ لَنْ يَكْتُبْنَ الرِّسَالَةَ (Para muslimah tidak akan menulis surat)
Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi’il yang berfungsi sebagai penguat makna fi’il.
Contoh:
أَ تَسْمَعَنَّ الأَذَانَ؟   (Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?)
ألَمْ تَسْمَعَنَّ الأَذَانَ؟   (Apakah kamu benar-benar tidak mendengar adzan?)
Catatan:
  • I’rob suatu kata ada 4 macam, yaitu rofa’, nashob, jar, dan jazm. Untuk isim hanya terdiri dari i’rob rofa’, nashob dan jar serta tidak ada i’rob jazm. Untuk fi’il hanya terdiri dari i’rob rofa’, nashob dan jazm serta tidak ada i’rob jar.
  • Semua fi’il mudhori’adalah termasuk fi’il mu’rob, kecuali apabila bersambung dengan nun niswah atau nun taukid.

FI’IL MU’RAB DAN MABNI




(Fi’il Mu’rob dan Fi’il Mabni)
1. Fi’il Mu’rob
Fi’il mu’rob adalah fi’il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaanletak dalam suatu kalimat
Contoh:
 يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad mencatat pelajaran)
لَنْ يَكْتُبَ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ   (Muhammad tidak akan mencatat pelajaran)
لَمْ يَكْتُبْ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ   (Muhammad tidak mencatat pelajaran)

a. Fi’il Marfu’
Fi’il marfu’ adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok dhommah
Contoh:
يَكْتُبُ – يَجْلِسُ – يَفْهَمُ
b. Fi’il Manshub
Fi’il manshub adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok fathah
Contoh:
لَنْ يَكْتُبَ – لَنْ يْجْلِسَ -لَنْ يَفْهَمَ
c. Fi’il Majzum
Fi’il majzum adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok sukun
Contoh:
لَمْ يَكْتُبْ – لَمْ يَجْلِسْ -لَمْ يَفْهَمْ